Kapanlagi.com - Kendati Shaloom Razade Syach (16), menurut Wulan Guritno termasuk anak penurut, terkadang muncul juga sifat berontaknya sebagai anak muda. Dia terkadang tidak mematuhi perjanjian atau teledor dengan pekerjaan-pekerjaan yang sudah menjadi tanggung jawabnya.

"Enggak mematuhi perjanjian yang sudah disepakati bersama. Macam-macam; kayak bersihin kamar, jam malam, pergi sama teman sudah ditetapkan jam segini," kata Wulan Guritno di kawasan Tendean, Mampang, Jakarta Selatan, Selasa (15/7).

"Ya, sering nawar pulang jam segini. Soalnya ya gitu, kalau lagi mau jalan gimana dong," kata Shaloom membenarkan kalimat mamanya yang berdiri di sampingnya.

Sebagai ibunya, Wulan menyimpan kekhawatiran dengan pergaulan Shaloom yang mulai beranjak dewasa. Dia mengaku memiliki sikap keras dalam urusan mendidik anak. Tidak segan dia marah besar demi kebaikan anak.

"Aku memang bukan orang yang terlalu banyak bicara, kalau nggak ya nggak, iya ya iya. Karakter aku, nggak suka telepon-teleponan, lebih suka sesuatu yang straight forward. Kasih anak-anak dengan contoh. Keluar jalur baru..., nggak terlalu banyak bicara. Sekalinya aku marah, akan ngamuk gila-gilaan," terang Wulan.

Shaloom sendiri sadar kalau mamanya sangat menyayangi diriya. Sikap cerewet dan protektif mamanya selama ini sebagai bentuk perhatian. Ada alasan yang membuat mamanya tidak mengizinkan atau melarang sesuatu. Saat mamanya sudah bilang tidak boleh, dia tidak membantahnya.

"Mama cerewet, tetapi kadang-kadang saja. Enggak (pernah bantah) juga, kalau gitu (dilarang) paling kayak, 'mah boleh ini enggak? Ngerayu mah boleh lah'," tambahnya sambil tersenyum.

Secara keseluruhan sikap Shaloom, menurut Wulan masih dalam tahap yang wajar. Gadis seumuran dia memang butuh perhatian, khususnya dari mamanya. Dia sudah paham untuk menelaah sendiri mana yang benar dan salah.

"Masih dalam tahap wajar. Memang jiwa seperti itu (berontak) ada, asal masih wajar dan nurut ya, nggak apa-apa sekali-sekali rebel. Terlalu nurut entar blo'on dong," kata Wulan.