Kisah di atas lantas diangkat oleh Mizan Production menjadi sebuah film dengan judul GARUDA 19. Dengan menggunakan novel SEMANGAT MEMBATU sebagai sumber naskahnya, film ini menggambarkan sulitnya pelatih Indra Sjafri dan anak buahnya dalam mendapatkan bibit-bibit pesepakbola hingga ke pelosok tanah air.
Kesulitan tersebut disebabkan karena selama ini pencarian bakat hanya difokuskan di kota besar. Hampir separuh film ini menceritakan kehidupan pemain yang ‘didapat’ pelatih Indra mulai dari Ngawi (Jatim), Alor (NTT), sampai Kowane Selatan (Sulteng).
"Saya ingin membuat sebuah film bola yang sebenarnya. Selain itu
semangat coch Indra dan teman-teman yang pantang menyerah ini perlu
didokumentasikan. Selama ini banyak yang tidak tahu prestasi sepakbola
nasional karena tidak ada dokumentasi yang bagus. Semoga film ini bisa
mengawali, agar lima tahun lagi orang tetap tahu perjuangan U19 yang
sekarang," ujar Andi Bachtiar Yusuf, saat rilis GARUDA 19 di Epicentrum,
Kuningan, Jaksel, Kamis (3/10).
Selain cerita yang menarik dan penuh motivasi film ini juga merekam
keindahan daerah-daerah tempat Yabes, Sahrul, dan Yazid ‘ditemukan’
oleh coach Indra. Pemandangan alam di pulau Alor jelas akan menggoda
mata. Anak-anak bermain bola di pinggir pantai berpasir putih. Ada
juga keindahan kampung laut di Kowane Selatan.
"Setiap daerah punya kecantikan alam yang berbeda. Ini juga kita
tampilkan di film," katanya. Seperti apa lengkapnya perjalanan dan perjuangan Timnas U-19 ini? Tonton trailer berikut sebelum menyaksikan filmnya di bioskop.
(kpl/uji/dka)