'KEJAR JAKARTA' Tak Didasarkan Film 'KABAYAN'
Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Sutradara film KEJAR JAKARTA, Chandra Endroputro mengungkapkan bahwa film yang dibintangi P-Project dan Wulan Guritno itu, tidak mengikuti film layar KABAYAN yang sukses dimainkan oleh aktor kenamaan, Didi Petet.
"Kita tidak memiliki misi komersial ulang seperti kesuksesan film layar lebar Kabayan," katanya di Bandung, Minggu.
Ia menyebutkan, film KEJAR JAKARTA tersebut dimaksudkan untuk menyampaikan pesan kepada kaum urban bahwa materi bukan segalanya ketika seseorang berangkat ke Jakarta untuk menggapai mimpinya memperoleh kesuksesan.
Menurut dia, melalui film KEJAR JAKARTA itu pihaknya juga sekaligus ingin memberikan gambaran bahwa kaum urban yang tidak sukses - karena mereka harus terombang-ambing dahulu-pada akhirnya menjadi korban penipuan dari praktik pembobolan bank.
Advertisement
Menurut dia, film tersebut tidak hanya menawarkan komedi, romantisme, dan aksi, namun berusaha memberikan pemahaman yang lebih dalam akan fenomena urbanisasi.
"Bahkan film KEJAR JAKARTA dikonsep menjadi sebuah komedi cerdas yang menghibur dan mencoba menggali lebih dalam mengenai segala pemahaman naif orang desa mengenai kehidupan kota," katanya seraya menyebutkan total biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan film tersebut mencapai angka Rp 1,8 miliar.
Ia menuturkan, jalan cerita film itu sendiri, berawal ketika Ujang (Daan Aria), warga Kampung Cibatu, Jawa Barat, mencoba mengadu nasib di ibukota menyusul sahabatnya, Dadang (Iyang Darmawan), yang telah lebih dahulu merantau ke Jakarta.
Sesampainya di sana, hidup ternyata tidak seindah yang dibayangkan, dan Dadang telah berbohong atas kabar yang sering dikirim ke kampung, bahwa dirinya tidaklah sukses, malahan sebaliknya banyak memiliki utang di sana-sini dan menjadi penipu kecil di tengah kerasnya kehidupan kota.
Kemudian, keduanya berhasil mengelabui konglomerat bernama Dewo (Iszur Muchtar) dan Denny (Danny Chandra), bahwa keduanya adalah orang yang tepat sebagai calon direktur perusahaan konglomerat tersebut.
Namun ternyata mereka terjebak menjadi korban penipuan pembobolan uang bank yang dilakukan konglomerat Dewo.
Sedangkan sebelumnya, istri dari konglomerat Dewo, Dewi (Wulan Guritno) sudah mengetahui kedok dari Ujang dan Dadang, sementara di sisi lainnya nyawa kekasih Ujang, Neng (Melanie Putria), turut terancam ketika Ujang dan Dadang dikejar konglomerat Dewo guna mendapatkan uang hasil pembobolan bank.
"Melalui film ini kami ingin memberikan pesan bagi kaum urban ketika hendak berharap mencari untung di Jakarta," demikian Chandra Endroputro.
Rencananya film tersebut akan dirilis di bioskop-bioskop seluruh Indonesia pada tanggal 29 Desember 2005, sedangkan pemutaran perdananya sendiri telah dilakukan di Planet Hollywood, Jakarta pada tanggal 20 Desember 2005.
Kemudian di Ciwalk, Bandung digelar acara nonton bareng guna memeriahkan hari Natal, yang disertai dengan kegiatan konvoi keliling Kota Bandung.
(Rumah tangga Tasya Farasya sedang berada di ujung tanduk. Beauty vlogger itu resmi mengirimkan gugatan cerai pada suaminya.)
(*/erl)
Erlin
Advertisement