Sederet Prestasi Film Indonesia yang Jarang Diketahui Publik

Penulis: Editor Kapanlagi.com

Diperbarui: Diterbitkan:

Sederet Prestasi Film Indonesia yang Jarang Diketahui Publik
Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak (credit: https://www.imdb.com/title/tt5923026/)

Kapanlagi.com -

Jagat perfilman Indonesia memang telah berkembang pesat. Banyak film yang memiliki kualitas apik dengan mengusung plot yang menarik. Budget yang digelontorkan oleh rumah produksi film Indonesia juga tidak main-main untuk mendapatkan hasil yang terbaik untuk film garapan mereka. Tak pelak bahwa beberapa tahun belakangan, film-film Indonesia berhasil menyabet penghargaan bergengsi Internasional. Tidak tanggung-tanggung, penghargaan Internasional sekelas Festival Film Sitges, Tokyo FILMeX, hingga Cinema International Festival berhasil diraih oleh sederet film garapan Indonesia tersebut. Namun, publik jarang mengetahui pencapaian ini. Lantas, apa saja film-film yang berhasil mendapatkan pengakuan Internasional tersebut? Berikut 3 di antaranya.

1. 1. Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak

1. Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak

1. Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak (2017)

Film yang disutradarai oleh Mouly Surya ini mengusung cerita tentang pembalasan dendam seorang janda muda kepada para perampok yang telah mengancam nyawa, harta, dan kehormatan Marlina (Marsha Timothy). Kisah Marlina akan dipresentasikan dalam empat babak, yaitu Perampokan, Perjalanan, Pengakuan Dosa, dan Kelahiran. Dengan statusnya sebagai seorang janda yang dianggap tak berdaya, Marlina diam-diam memiliki sebuah rencana untuk menghabisi nyawa para perampok yang telah memperkosanya. Ia selanjutnya melakukan sebuah perjalanan untuk mencari keadilan dan penebusan. Melalui jalan cerita yang tidak biasa, film yang dibintangi Marsha Timothy ini telah menggaet perhatian para sineas dunia dan berhasil ditayangkan di 19 negara dan beberapa pengakuan Internasional. Film ini berhasil meraih Asian World Film Festival (AWFF) 2018, Festival Film Sitges, Tokyo FILMeX, QCinema International Film Festival, dan lain-lain.

 

(Kondisi Fahmi Bo makin mengkhawatirkan, kini kakinya mengalami sebuah masalah hingga tak bisa digerakkan.)

2. 2. Babi Buta Yang Ingin Terbang (2008)

2. Babi Buta Yang Ingin Terbang (2008)

2. Babi Buta yang Ingin Terbang (2008)

Walaupun tidak setenar film lainnya, alur cerita yang menarik berhasil membawa film garapan sutradara Edwin dalam meraih sederet penghargaan bergengsi mancanegara. Film ini berkisah tentang tekanan sosial yang diskriminatif kepada ras Cina. karakter-karakter seperti Linda, Cahyono, Verawaty dan Halim berhasil mewakili para kaum minoritas yang tinggal di Indonesia. Halim (Pong Harjatmo) adalah seorang dokter gigi yang lebih memilih untuk sering memakai kacamata karena malu memiliki mata sipit. Verawaty (Elizabeth Maria), seorang mantan atlet bulu tangkis yang memutuskan untuk “gantung raket” karena celetukan saat bertanding melawan China, “mana yang Indonesia, mana yang China?”. Linda, (Ladya Cheryl) dibesarkan di tengah krisi identitas orangtuanya, sehingga Ia memilih menggunakan petasan sebagai pengusir setan dan teman masa kecilnya. Cahyono (Carlo Genta) merupakan keturunan Manado yang kerap disangka Tionghoa dan sering dibully karena identitasnya ini. Pada tahun tersebut memang banyak orang Indonesia yang menganggap orang Cina sebagai penyebab ketidakstabilitasan bangsa. Oleh karena itu, film yang mengangkat tentang isu minoritas merupakan angin segar sekaligus kritik sosial terhadap Indonesia. Film ini berhasil meraih Golden Horse Film Festival, Rotterdam International FIlm Festival, SIngapore International FIlm Festival, dan lain-lain. 

 

3. 3. Kucumbu Tubuh Indahku (2018)

3. Kucumbu Tubuh Indahku (2018)

  1. Kucumbu Tubuh Indahku (2018)

Film ini bercerita tentang penari di sebuah desa di Jawa, Juno. Juno sering membawakan jenis tarian yang umumnya dilakukan oleh kaum wanita. Juno terpaksa harus hidup sendiri setelah ayahnya meninggalkannya. Sejak saat itu, Juno bergabung dengan sanggar tari Lengger. Semua pengalamannya ini membawanya menemukan keindahan hidup. Kucumbu Tubuh Indahku berhasil mewakili Indonesia untuk kategori Best International Feature Film Award yang sebelumnya bernama Best Foreign Language Film di Oscar 2020. Tidak hanya itu, film garapan Garin Nugroho ini berhasil menyabet penghargaan internasional, di antaranya ‘Bisato Dóro Award Venice Independent Film Critic (Italia, 2018), Best Film pada festival Des 3 Continents (Perancis, 2018), Cultural Diversity Award under the Patronage of UNESCO pada Asia Pacific Screen Awards (Australia, 2018).

Banyak khalayak internasional yang mengakui kualitas perfilman Indonesia. Oleh karena itu, hal ini merupakan sebuah progres yang patut dirayakan. Banyak film-film Indonesia lain yang memiliki kualitas apik dan patut diapresiasi.

Penulis: Adelia Dewi Masita

 

(Tom Holland alami gegar otak ringan saat lakukan syuting SPIDER-MAN: BRAND NEW DAY.)

(kpl/mag)

Rekomendasi
Trending