Kapanlagi.com - Penyanyi sekaligus pelatih olah vokal, Bertha, akhir-akhir ini sering 'uring-uringan' dengan gaya menyanyi anak-anak muda, yang dinilai telah melupakan jati diri bangsa."Saya muak dengan gaya nyanyi anak muda yang kadang melupakan jati diri seni bangsa ini," ungkap Bertha, dalam acara 'Kenduri Cinta' (KC), sebuah hajatan budayawan Emha Ainun Najib atau yang akrab dipanggil Cak Nun, yang diadakan tiap bulan di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat (11/8) malam.Mantan pelatih vokal Akademi Fantasia Indosiar (AFI) ini mengungkap, alasan pengunduran dirinya dari AFI beberapa waktu silam, salah satunya didasari atas alasan prinsipil itu. Di tengah ratusan jama'ah, ia mengaku prihatin dengan kader-kader AFI yang semuanya berkiblat pada budaya musik Pop Barat."Kenapa mereka selalu mengaca pada gaya biduan Barat, padahal kemampuan mereka bisa lebih dari orang-orang Barat," ucapnya ketus.Ibu dari Jasmine itu yakin remaja-remaja itu mulai hilang ingatan bahwa negeri ini punya ciri khas khusus dalam dunia tarik suara. Menurutnya, remaja sering mengadopsi gaya Pop barat tanpa memandang kepantasan tempat dan waktu."Masak mereka nyanyi lagu 'Padamu Negeri' sambil bergaya begini-begini?" katanya sambil menirukan gaya 'nyeleneh' seorang kontestan AFI yang disambut tawa riuh jama'ah KC.Selain itu, dia juga merasa terlalu galak bagi para kontestan-kontestan AFI. Ia mengaku tidak mau gara-gara kegalakannya itu suatu hari nanti 'dirasani' oleh para orangtua dan penggemar kontestan AFI yang ia kritik habis tiap kali ia memberi penilaian.Dalam kesempatan itu ia mengingatkan jama'ah KC tentang bakat khusus yang dimiliki oleh tiap manusia Indonesia khususnya dalam hal menyanyi. Ia mencontohkan, penyanyi kelas atas Indonesia rata-rata mampu menyanyikan lagu dari bahasa dan 'genre' apapun dengan 'cengkok' dan nada yang pas."Saya bertaruh satu miliar rupiah kalo Anda bisa meminta Britney Spears menyanyi dengan gaya yang mirip Waljinah," tantang Bertha pada jama'ah KC.Dalam kesempatan itu, Bertha mengajak para jama'ah KC menyanyikan bersama-sama lagu Rayuan Pulau Kelapa, karya Ismail Marzuki.