Butuh Proses Setahun, Prilly Latuconsina Ungkap Kesulitan Tulis Novel
Diterbitkan:
Prilly Latuconsina © KapanLagi.com/Agus Apriyanto
Kapanlagi.com - Prilly Latuconsina kini tengah disibukkan dengan project terbaru. Usai merilis buku kumpulan puisi bertajuk 5 Detik Rasa dan Rindu kini kekasih Maxime Bouttier itu kembali menelurkan karya berjudul Fatamorgana. Berbeda dari sebelumnya, tulisannya kali ini akan dicetak dalam bentuk novel sebanyak 20 bab. Belum memiliki jam terbang tinggi, Prilly pun mengungkapkan kesulitannya dalam menulis novel.
"Oh gila susah banget, kalau yang puisi aku cuma nyelesaiin dua bulan jadi langsung launching. Tapi kalau yang novel, ini kan novel bentuknya, setahun (baru selesai) dari tahun lalu baru nulis dan baru jadi banget seminggu kemarin," ujar Prilly Latuconsina saat ditemui di Ayana Midplaza, Jakarta Pusat, Kamis (23/8).
Prilly mengaku kesulitan saat mengeluarkan isi pikirannya dalam bentuk tulisan. Tak jarang tulisan yang sudah jadi berlembar-lembar harus dihapus lagi karena merasa tidak cocok.
Advertisement
"Karena memang aku enggak punya pengalaman nulis novel jadi agak susah ngungkapin yang ada di sini (otak) jadi satu tulisan sesuai yang aku mau. Karena sudah tulis dua lembar aku hapus lagi kadang, ulang lagi, sampai dapet moodnya," ungkapnya.
1. Dari Kisah Nyata
Selain kesulitan menuangkan pikiran, Prilly juga mendapat tantangan di novel terbarunya ini. Diangkat dari kisah nyata, Prilly pun merasa cukup terbebani saat menulis ceritanya.
"Apalagi cerita nyata dari seseorang jadi kayak, gimana cara fiksiinnya supaya orang ini menerima dan aku juga pretty much ngobrol sama orangnya kisah yang mau ditulis. Jadi dia kayak 'jangan bocorin yang ini ya', susah buat aku dibatasi kayak gitu dan gimana caranya untuk ngasih tunjuk ke pembaca karakter dia," jelas Prilly.
(Lagi-lagi bikin heboh! Setelah bucin-bucinan, sekarang Erika Carlina dan DJ Bravy resmi putus!)
2. Butuh Suasana Sepi
Untuk menghasilkan sebuah karya, Prilly mengaku mendapat ide dari sekitarnya. Akan tetapi, ia membutuhkan suasana sepi dan galau demi hasil tulisan yang lebih baik.
"Aku harus sepi sih, biar bisa mengkhayal, diem, biar bisa mau tulis apa lagi ya. Kalau lagi sedih malah justru lebih banyak yang keluar," ujar Prilly Latuconsina, saat ditemui di Ayana Midplaza, Jakarta Pusat, Kamis (23/8).
3. Belajar Dari Pidi Baiq
Prilly Latuconsina mengaku sangat mengidolakan Pidi Baiq, penulis buku Dilan 1990 yang juga menuai sukses karena film adaptasinya. Diakui olehnya, lewat Pidi pula ia belajar banyak hal. Salah satunya tentang cara mendapat inspirasi tanpa banyak teori.
"Suka banget sama ayah Pidi Baiq, kebetulan ayah Pidi Baiq yang buat ilustrasi bukunya dan yang dia bikin ilustrasi buku puisi aku juga dan dia gambar. Karena cara penulisan dia itu jujur, nggak ngikutin teori. Kalau kita ngikutin teori pusing ya? Kalau ayah Pidi Baiq tu enggak. Tulis aja apa yang ada di otak aku dan itu akhirnya memudahkan aku untuk menulis buku padahal aku nggak ada pengalaman apa-apa," jelas Prilly.
(Ramai kabar perceraian dengan Raisa, Hamish Daud sebut tudingan selingkuh itu fitnah.)
(kpl/rhm/tmd)
Nuzulur Rakhmah
Advertisement
