Kapanlagi.com - Meski kehilangan ayahnya pada Jumat dini hari lalu, Chintami Atmanegara tetap profesional dalam pekerjaannya. Dihubungi di rumahnya, artis yang kini mengelola tempat kebugaran ini mengaku tetap menjalankan aktivitas seperti biasa.

"Sebelumnya saya sudah menandatangani kontrak untuk pekerjaan saya, jadi ya nggak bisa ditunda," tutur Chintami. Hari Sabtu kemarin, sehari setelah meninggalnya sang ayah, Chintami harus bertolak ke Makassar untuk menjadi pembicara seminar Senam Body Performance. "Meski masih sedih dengan kepergian papa, saya nggak bisa meninggalkan pekerjaan saya," papar Chintami Atmanegara.

Ketegaran yang sama juga ditunjukkan sang kakak, Minati Atmanegara. Ayahanda Chintami, Singgih Atmanegara meninggal pada usia 77 tahun setelah menderita sakit sejak beberapa waktu lalu. Singgih menderita kanker paru-paru. Sebelumnya Singgih sempat dirawat di rumah sakit MMC Kuningan. Ayah Chintami dan Minati ini ditempatkan di ruang ICU rumah sakit tersebut. "Saya sangat dekat dengan papa saya," ujar Chintami dengan mata berkaca-kaca. Sebelumnya, Singgih sudah mengidap penyakit parkinson selama hampir 14 tahun.

Setelah dirawat di MMC, dokter mendiagnosa bagian paru-paru, karena sebelumnya almarhum sering mengeluhkan pernafasannya. Setelah dilihat hasil laboratorium, diketahui adanya kanker pada paru-paru ayah artis cantik itu. Mendapati hal itu, tim dokter angkat tangan. "Akhirnya, setelah 12 hari dirawat Papa meninggal dunia pukul 02.35 Jumat dini hari. Saya sudah pasrah dengan kepergian papa," ujar artis cantik ini.

Minati yang turut menemani sang ayah menjelang saat terakhirnya mengatakan dengan melihat kondisi ayahnya, mungkin merupakan jalan terbaik bila ayahnya diambil oleh yang kuasa. "Papa pergi dengan cepat, tidak ada rasa sakit yang lebih lama lagi," ungkap Minati.

Malam sebelum ayahnya meninggal, Tami sempat menunggui di rumah sakit. Tami dan Abdi Atmanegara, adiknya, sempat menunggui di sana. Waktu pukul 23.00 WIB Tami pamit pulang, saat itu dia melihat papanya menangis. "Melihat saya keluar papa menangis," kata Tami yang memang dekat dengan ayahnya ini. Ayah Chintami dan Minati ini dimakamkan di tempat pemakaman umum Kebon Nanas Jakarta Selatan.