"6 Hari (di Korea), karena nggak kasih tiket pulang, Keysha (anak) 2 hari kemudian baru pulang, itu bulan Maret. Yang baru saya tahu, dia jual nama Keysha, promosinya pakai nama anak saya," ujar Okie di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (06/10).
Okie menceritakan awal perkenalannya dengan travel agent yang dikelola pria bernama Anggarian Pramana Putra itu. Menurutnya ia tahu travel tersebut dari seorang teman, yang merekomendasikan servis di travel tersebut bagus.
"Teman pernah berangkat sukses, ternyata mancing di awal (agar orang-orang tertarik), setelah itu kacau balau," ungkapnya.
Akibat tertipu jasa travel tersebut Okie merasa trauma untuk menggunakan jasa sembarangan. Terakhir Okie berkomunikasi dengan pelaku pada tanggal 20 Mei silam, dan kini ia telah menyerahkan KTP pelaku ke Polisi sebagai barang bukti. Setidaknya kerugian sekitar Rp 60 Juta dialami Okie akibat tertipu.
"Nomornya masih aktif, tapi kalau nelepon nggak diangkat, jangan sampai ada korban lagi aja. SMS terakhir dia menjanjikan transfer tanggal 20 Mei, setelah itu nggak ada kabar, pas kita laporkan dia janji akhir tahun dibayar, kita sudah nggak percaya, makanya diterusin saja," tandasnya.
(kpl/aal/sjw)