Kapanlagi.com - Presenter kondang, Izur Muchtar, tetap menjagokan Brazil untuk memenangkan Piala Dunia 2006. "Tetap Brazil dong, tidak ada yang lebih hebat selain Brazil," katanya sambil tersenyum, saat ditemui di sela-sela konser 'Jazz for Jogja', Kamis (22/6) malam.

Menurutnya, meskipun ada beberapa negara baru yang mengikuti kejuaraan sepak bola tingkat dunia ini, ia meragukan mereka bisa masuk ke liga utama.

"Ghana, Korea Selatan, Jepang adalah negara-negara yang baru saja berpartisipasi, tetapi tetap saja mereka balum bisa dibandingkan dengan negara-negara yang telah lama mengikuti Piala Dunia," kata anggota P-Project itu.

Ia juga mengatakan, lebih banyak nonton bola bersama teman-temannya, baik dari P-Project maupun kru-kru syuting. "Ya sekalian syuting, kalau waktu 'break' saya nonton, nanti kalau waktu syuting ya terpaksa ditinggal. Tapi saya terus mengikuti perkembangan skornya kok," katanya.

Izur mengatakan, tidak semua pertandingan ia saksikan. Ia memilih hanya melihat pertandingan antara tim-tim besar saja dan melewatkan pertandingan negara-negara kecil yang tak populer.

Ia berpendapat, Piala Dunia selalu berdampak besar bagi semua, termasuk terhadap rating acara televisi yang lain. Penurunan rating acara televisi dimana ia bermain di dalamnya, juga kena imbas.

Tetapi ia tidak terlalu memikirkannya karena acara Piala Dunia hanya berlangsung satu bulan saja dan terselenggara setiapa empat tahun sekali. Disela-sela kesibukannya memandu acara, ia mengungkapkan keprihatinannya terhadap musibah yang menimpa masyarakat Jogja dan sekitarnya.

"Ini adalah bentuk solidaritas saya, karena saya tidak bisa membantu apa-apa. Terus terang saya belum punya waktu untuk ke Jogja dan kalau disuruh angkut-angkut barang saya juga belum tentu bisa. Jadi saya memilih untuk berpartisipasi dalam acara ini untuk menunjukkan bahwa saya juga peduli," katanya.

Menurutnya, konser peduli Jogja ini merupakan salah satu media untuk mendorong masyarakat agar peduli dan berpartisipasi membantu saudara-saudara yang sedang tertimpa musibah.