Baru Baca Satu Lembar Naskah 'NGENEST', Olga Lydia Langsung Ikut
Diperbarui: Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Dari sederet nama bintang yang mendukung film NGENEST, salah satunya ada Olga Lydia. Di film ini, Olga berperan sebagai ibunda dari Ernest Prakasa. Setelah ditawari naskahnya, baru satu lembar membaca Olga tertawa dan langsung setuju untuk bermain, makin ke belakang dia merasa film ini bagus sekali Selain itu, dia merasa cerita NGENEST sangat berhubungan dengan dirinya.
"Kedua cerita ini tentang mengindonesia dengan segala tantangan. Adaptasi dengan perbedaan. Sebuah bangsa harus melihat hal tersebut. Sebenarnya ironi tapi kocak juga. Rasis ini bagaimana kita menyelesaikannya. Perbedaan seharusnya nggak jadi masalah. Ini di film kita nggak tangisi ini kok kita ketawain ini. Dan memang lucu banget," kata Olga saat ditemui di di Grand Central, Bulungan, Jakarta Selatan, Selasa (15/12)."Selain rasialis juga? Gap. Dalam keluarga Tionghoa memang ada antara generasi tua yang kolot dan generasi muda yang modern. Film ini menghibur, tapi kalo mau digali masalah seriusnya banyak banget," lanjutnya.
Saat baca naskah NGENEST, Olga tak berhenti ketawa © KapanLagi.com®/Agus Apriyanto
Ini pertama kali bagi Olga bermain di film komedi. Untung saja ini komedi situasi yang lucu, apalagi NGENEST juga berbicara tentang orang Tionghoa yang membuatnya memahami naskah dengan lebih muda. Olga pun lalu memberikan pendapatnya tentang orang Tionghoa saat ini."Justru banyak perubahan ada aksi dan reaksi. Pas Orde Baru ada aksi diskriminasi oleh negara. Setelah reformasi banyak yang berkurang. Jadi ternyata relasi negara dan masyarakat erat sekali. Setelah negara menghilangkan diskriminasi masyarakat juga ikut. Semakin lama semakin baik. Rasialis itu konyol dan hasilnya bisa ditertawakan," jelas Olga.
Terkahir Olga menilai kalau isu dalam film ini sangat nyata dan dialami banyak orang. NGENEST tidak mengada-ada. Bagi Olga, orang yang rasis itu konyol.
"Kedua cerita ini tentang mengindonesia dengan segala tantangan. Adaptasi dengan perbedaan. Sebuah bangsa harus melihat hal tersebut. Sebenarnya ironi tapi kocak juga. Rasis ini bagaimana kita menyelesaikannya. Perbedaan seharusnya nggak jadi masalah. Ini di film kita nggak tangisi ini kok kita ketawain ini. Dan memang lucu banget," kata Olga saat ditemui di di Grand Central, Bulungan, Jakarta Selatan, Selasa (15/12)."Selain rasialis juga? Gap. Dalam keluarga Tionghoa memang ada antara generasi tua yang kolot dan generasi muda yang modern. Film ini menghibur, tapi kalo mau digali masalah seriusnya banyak banget," lanjutnya.

Ini pertama kali bagi Olga bermain di film komedi. Untung saja ini komedi situasi yang lucu, apalagi NGENEST juga berbicara tentang orang Tionghoa yang membuatnya memahami naskah dengan lebih muda. Olga pun lalu memberikan pendapatnya tentang orang Tionghoa saat ini."Justru banyak perubahan ada aksi dan reaksi. Pas Orde Baru ada aksi diskriminasi oleh negara. Setelah reformasi banyak yang berkurang. Jadi ternyata relasi negara dan masyarakat erat sekali. Setelah negara menghilangkan diskriminasi masyarakat juga ikut. Semakin lama semakin baik. Rasialis itu konyol dan hasilnya bisa ditertawakan," jelas Olga.
Terkahir Olga menilai kalau isu dalam film ini sangat nyata dan dialami banyak orang. NGENEST tidak mengada-ada. Bagi Olga, orang yang rasis itu konyol.
Simak berita lainnya!
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
(kpl/aal/pit)
Reporter:
Sahal Fadhli
Advertisement
More Stories
Advertisement
Advertisement