Kapanlagi.com - Roro Fitria dan ke-20 pengacaranya masih menunggu iktikad baik dari sebuah rumah sakit jantung yang diduga menelantarkan dan menolak perawatan sang ibu. Rabu (10/8) kemarin, Roro dan timnya mendatangi Kemenkes (Kementerian Kesehatan) untuk mengadukan permasalahan ini.

Didampingi oleh Sunan Kalijaga dari Himpunan Advokat Muda Indonesia (HAMI), mereka diterima oleh Biro Komunikasi Kemenkes dan beberapa staff di bidang pelayanan. Roro bersyukur kedatangannya diterima dengan baik oleh pihak Kemenkes.

Tak puas sampai di situ, Roro dan tim akan mendatangi MKEK atau Majelis Kehormatan Etika Kedokteran. "Secepatnya kita akan ke sana. (RS) Harapan Kita ini menjadi perhatian. Kemenkes harus jadi jembatan RS dan kita agar tidak terjadi korban lain," tutur Sunan saat ditemui di Kementerian Kesehatan, Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (10/8).

Didampingi advokat dari HAMI, Roro Fitria tunggu iktikad baik RS/©KapanLagi.com®/Agus Apriyanto

Ada dua pelaku yang diduga terlibat dalam penolakan dan penelantaran ibunda Roro yang saat itu kondisinya cukup kritis. Ada seorang suster berinisial M dan seorang dokter berinisial SH.

RS tersebut akan dikenakan pasal penelantaran pasien. "Pasal (yang akan) diterapkan itu penelantaran pasien. Kenapa kita datang ke sini (Kemenkes)? Karena kita memberikan rentan waktu 7x24 jam dan baru pas di hari terakhir, staff RS (diharapkan) berikan balasan," tandas Sultan.

Kejadian ini bermula ketika Roro mengantarkan sang ibunda berobat ke RS jantung di atas. Ia sudah membuat janji dengan dokter terkait satu hari sebelumnya. Lalu karena terkena macet, Roro sempat memberi kabar kalau kedatangannya akan sedikit terlambat.

Sampai di RS, Roro tidak diizinkan bertemu dengan dokter padahal ia datang 1 jam sebelum jam praktek berakhir. Tak terima dan sempat marah-marah karena kondisi sang ibu yang cukup kritis, Roro pun menggandeng 20 kuasa hukum. Lalu, bagaimana kasus ini akan berakhir?

Berita Foto

+7

FOTO: Roro Fitria Laporkan RS Yang Telantarkan Ibunya