Dampak Badai Lanina, Indonesia Hadapi Curah Hujan Tinggi
Diterbitkan:

Ilustrasi badai (credit: Pixabay)
Kapanlagi.com - La Niña, sebuah fenomena iklim global yang menarik perhatian, ditandai dengan penurunan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik, khususnya di bagian tengah dan timur. Kejadian ini tidak hanya memengaruhi suhu, tetapi juga memicu perubahan dalam pola sirkulasi atmosfer yang dapat berdampak besar pada cuaca dan iklim di seluruh dunia.
Fenomena ini muncul secara berkala setiap beberapa tahun dan dapat bertahan antara beberapa bulan hingga dua tahun. Namun, dampaknya terasa cukup signifikan, terutama dalam hal curah hujan. Selama periode Juni hingga Agustus, misalnya, curah hujan di Indonesia bisa meningkat antara 20-40%. Peningkatan ini tentu membawa konsekuensi bagi sektor pertanian, tetapi juga meningkatkan potensi terjadinya bencana alam.
Menurut informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), tingginya curah hujan yang dipicu oleh La Niña juga meningkatkan risiko banjir dan tanah longsor, terutama di daerah-daerah yang rawan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tetap waspada dan mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan cuaca ekstrem yang bisa terjadi akibat fenomena ini.
Advertisement
1. Pengaruh La Niña Terhadap Curah Hujan di Indonesia
Curah hujan yang melimpah akibat fenomena La Niña menampilkan pola yang menarik dan bervariasi di seluruh Indonesia. Dari bulan Juni hingga Agustus, hujan deras menyapa sebagian besar wilayah, sementara antara September dan November, dampaknya semakin terasa, terutama di kawasan tengah hingga timur, di mana curah hujan bisa melampaui angka tahun-tahun netral.
Saat memasuki bulan Desember hingga Februari, La Niña masih menunjukkan eksistensinya, meski dampaknya tidak merata. Menariknya, pada puncak musim hujan, wilayah tengah dan barat Indonesia justru tidak mengalami peningkatan curah hujan, hal ini disebabkan oleh interaksi unik dengan sistem monsun yang ada. Fenomena ini jelas menggambarkan betapa kompleksnya pengaruh La Niña terhadap cuaca di Tanah Air kita.
2. Dampak La Niña Terhadap Pertanian
La Niña tak hanya mengubah pola curah hujan, tetapi juga membawa dampak besar bagi dunia pertanian. Curah hujan yang melimpah bisa mengakibatkan banjir dan tanah longsor, merusak lahan serta tanaman yang menjadi harapan petani.
Banjir yang datang tiba-tiba dapat menghancurkan tanaman dan infrastruktur pertanian, membuat petani merasakan kerugian yang signifikan. Tak hanya itu, genangan air yang berlebihan dapat merusak akar tanaman, sehingga produktivitas pertanian pun menurun drastis.
Kerusakan infrastruktur transportasi akibat bencana ini juga menghambat distribusi hasil panen, membuat petani kesulitan mengantarkan rezeki mereka ke pasar.
Advertisement
3. Bencana yang Mungkin Terjadi Selama La Niña
Ketika La Niña melanda, langit seolah mengundang bencana hidrometeorologi untuk hadir, seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang yang mengancam. Curah hujan yang melimpah bisa memicu banjir bandang, terutama di kawasan yang rentan, sementara kondisi ini juga membuka jalan bagi penyebaran penyakit tanaman dan hama yang merugikan.
Dengan meningkatnya frekuensi bencana, menjadi sangat penting bagi petani dan masyarakat untuk tetap waspada dan bersiap menghadapi segala dampak yang ditimbulkan oleh fenomena alam ini. Oleh karena itu, langkah-langkah antisipatif yang matang harus segera diambil untuk meminimalkan kerugian yang mungkin terjadi.
4. Langkah Antisipatif Menghadapi La Niña
Dalam menghadapi tantangan La Niña yang bisa membawa dampak negatif bagi pertanian, petani di Kabupaten Kulon Progo disarankan untuk mengambil langkah-langkah cerdas. Menurut informasi dari Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP), salah satu strategi kunci adalah memilih varietas tanaman yang tahan terhadap genangan air.
Selain itu, memperbaiki sistem drainase lahan pertanian sangat penting untuk mencegah genangan yang berlebihan. Pengelolaan air yang bijak akan menjadi penentu dalam menghindari kerugian yang lebih besar.
Tak kalah penting, petani juga perlu secara rutin mengendalikan penyakit dan hama agar tidak menular dengan cepat. Dengan mendiversifikasi usaha pertanian dan menanam berbagai jenis tanaman, petani dapat mengurangi risiko kerugian saat cuaca buruk melanda.
5. Apa yang dimaksud dengan fenomena La Niña
La Niña adalah fenomena menarik di mana suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur menjadi lebih dingin dari biasanya, menciptakan gelombang perubahan yang memengaruhi pola cuaca di seluruh dunia.
6. Apa dampak La Niña bagi Indonesia?
Fenomena La Nina membawa dampak signifikan bagi Indonesia, di mana curah hujan yang melimpah bisa memicu bencana seperti banjir dan tanah longsor, serta mengancam keberlangsungan sektor pertanian yang vital. Keterpurukan ini bukan hanya berpotensi merugikan petani, tetapi juga dapat mengguncang ketahanan pangan nasional, menjadikan perhatian terhadap perubahan iklim semakin mendesak.
7. Bagaimana cara petani mengantisipasi dampak La Niña
Petani kini memiliki strategi jitu untuk menghadapi tantangan La Nina yang bisa mengganggu hasil panen. Dengan memilih varietas tanaman yang tahan terhadap banjir, memperbaiki sistem drainase, dan melakukan pengendalian hama secara teratur, mereka dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik dan menjaga produktivitas pertanian tetap optimal.
8. Apakah saat La Niña tidak ada kemarau?
Meskipun fenomena La Niña seringkali diidentikkan dengan peningkatan curah hujan, jangan salah sangka! Di tengah gejolak cuaca ini, kita tetap bisa mengalami periode kemarau yang dikenal dengan sebutan kemarau basah, di mana hujan tetap turun lebih sering, namun tidak menghilangkan kemungkinan adanya masa-masa kering yang menyertainya.
(kpl/rmt)
Ricka Milla Suatin
Advertisement