[Review] 'WALKING WITH DINOSAURS'

Penulis: Adi Abbas Nugroho

Diterbitkan:

[Review] 'WALKING WITH DINOSAURS' ©BBC Earth

KapanLagi.com - Oleh: Adi Abbas Nugroho

Mengambil setting 70 juta tahun silam, kita akan diperkenalkan pada sosok protagonis bernama Patchi (Justin Long), Pachyrhinosaurus pemakan tumbuh-tumbuhan yang memiliki bekas lukas permanen di atas kepala. Meski sering diremehkan oleh kakaknya, Scowler (Skyler Stone), Patchi tumbuh menjadi dinosaurus dengan rasa keingintahuan yang besar.Suatu hari ketika bermigrasi, kakak adik ini harus menerima kenyataan bila ayah mereka meninggal. Tak ingin terus larut dalam kesedihan, keduanya berkumpul dengan kawanan lain dan melanjutkan hidup sebagaimana mestinya walau terkadang datang serangan dari hewan-hewan liar. Terutama kelompok Gorgosaurus, sejenis kadal yang tak bisa dianggap remeh karena kegesitannya.Tahun-tahun berlalu. Patchi tumbuh dewasa dan mulai mengenal cinta dari Juniper (Tiya Sircar), teman kecilnya. Namun, saat Scowler memenangkan pertarungan alam dan terpilih menjadi ketua, tingkah sombongnya menciptakan jarak antara kakak dan adik ini.
WALKING WITH DINOSAURS merupakan film layar lebar yang dikembangkan dari miniseri dokumenter BBC. Disutradarai oleh Barry Cook yang sudah sering menggarap visual efek di film-film Disney seperti MULAN, ALADDIN dan THE LITTLE MERMAID. Tak sendirian, Barry membesut film ini ditemani Neil Nightingale, pria yang kerap memproduseri beberapa film TV dokumenter tentang alam liar.Menggunakan sudut pandang orang pertama dari burung bernama Alex (John Leguizamo) yang kocak dalam memaparkan keadaan, penonton akan dibawa berpetualang ke zaman kapur. Di mana di balik ketenangannya, menyimpan bermacam-macam bahaya.Film ini menampilkan jawaban rasa penasaran kita mengenai bagaimana kehidupan dinosaurus zaman itu. Disajikan dengan efek komputer serta kecanggihan format tiga dimensi, presentasi real action yang ditawarkan sangat hidup. Tampak begitu detail seolah binatang-binatang purbakala tersebut masih hidup dan ada di sekitar kita.Sayangnya, film ini cukup lemah di lini penulisan naskah garapan John Colle. Menyangsa pasar anak-anak, WALKING WITH DINOSAURS tidak menampilkan ritme penceritaan yang membuat penonton dewasa terjaga selain hanya terpana oleh visualisasinya. Namun tentu saja, bila ingin merasakan sensasi hidup pada zaman pra-sejarah, film yang melakukan pengambilan gambar di Alaska dan Selandia Baru ini sangat direkomendasikan. Terutama bagi anak-anak yang ingin menonton sekaligus belajar.

(Rumah tangga Tasya Farasya sedang berada di ujung tanduk. Beauty vlogger itu resmi mengirimkan gugatan cerai pada suaminya.)

(kpl/abs)

Rekomendasi
Trending