Dewi Yull Perjuangkan Ini Dalam 'SEBUAH LAGU UNTUK TUHAN',
Dewi Yull/©KapanLagi.com®/Bayu Herdianto
Kapanlagi.com - Film drama menyentuh yang dibintangi Eriska Rein, Stefan William dan Dewi Yull berjudul SEBUAH LAGU UNTUK TUHAN baru saja menjalani previewnya dua hari lalu, 26 Oktober. Berperan dalam film yang mengisahkan romansa gadis tuna rungu dan seorang penyanyi ganteng ini membuat Dewi Yull teringat akan mendiang putrinya, Gisca Putri.
"Peranku seperti pengalaman hidupku sebagai ibu dari anak berkebutuhan khusus. Di mana barangkali aku bisa share pengalaman menghadapi mereka. Sebagai orangtua, sebelum mereka belajar bahasa isyarat kita harus (tahu) duluan. Jadi, orang tua dulu yang memulai untuk memberikan keyakinan sama anak. (Kalau) Orangtua percaya diri dan menerima, si anak akan ikut," jelasnya saat ditemui di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta Selatan.
Membesarkan Gisca yang tuna rungu selama kurang lebih 28 tahun, Dewi Yull tentunya banyak pengalaman. Kini, ia pun masih memperjuangkan soal keberadaan bahasa Ibu bagi kaum tuna rungu.
Dewi Yull teringat mendiang Gisca Puteri saat bermain di SEBUAH LAGU UNTUK TUHAN/©KapanLagi.com®/Bayu Herdianto"Problemnya sekarang, pemerintah belum memastikan bahasa Ibu bagi kaum tuna rungu. Yang mereka butuhkan itu Bisindo (Bahasa Isyarat Indonesia). Tapi pemerintah punya Sibi (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia) yang notabene dibikin ahli bahasa yang mendengar. Sementara tuna rungu sudah terbiasa dengan Bisindo yang sudah ada sejak dulu. Sangat berbeda. Karena kalau Sibi itu ada bahasa internasionalnya. Sementara, isyarat internasional beda. AS, Inggris dan lain-lain," ungkapnya.
Dewi Yull menginginkan sebuah bahasa yang sangat dimengerti oleh anak-anak tuna rungu. "Tidak pakai awalan dan akhiran. Contoh Saya/Mencuci/Piring. Itu yang mereka pahami. Tapi kalau SIBI, Saya/Mau/Mencuci/Piring. Kenapa harus pakai "Mau". Itu hal-hal yang belum dipahami oleh pemerintah. Ada dua kubu yang tidak akan pernah bersatu karena tidak melibatkan kaum tuna rungu waktu membuat bahasa buat mereka. Itu problem besar. Itu perjuangan saya sekarang," tambah wanita 54 tahun ini.
Pelantun Kau Bukan Dirimu ini masih terus mengetuk pintu hati para pembuat UU agar tetap mempertahankan Bisindo sebagai bahasa ibu kaum tuna rungu. "(Pokoknya) Bagaimana (agar) pemerintah mau memutuskan Bisindo jadi bahasa kaum tuna rungu. Karena itu paling dipahami oleh mereka. UU baru sampai rancangan. Sudah dari 2011 dibikin, tapi implementasi belum jalan. Masih berjuang supaya diketuk," tandasnya.
Jangan Lewatkan
(Di luar nurul, Inara Rusli dilaporkan atas dugaan perselingkuhan dan Perzinaan!)
(kpl/hen/tch)
Fitrah Ardiyanti
Advertisement
-
Teen - Lifestyle Gadget Mau Foto Astetik? Kamera Mini Andalan Anak Skena yang Lagi Viral Ini Patut Dicoba
-
Teen - Fashion Hangout Pilihan Jam Tangan Stylish untuk Anak Skena yang Mau Tampil Lebih Standout
