Kapanlagi.com - Sutradara film AZRAX, Dedi Setiadi, datangi Polda Metro Jaya, Rabu (14/9). Sama seperti Reza Artamevia dan Elma Theana, maksud kedatangan Dedi adalah dirinya diminta menjadi salah satu saksi atas kepemilikan senjata api ilegal Aa Gatot Brajamusti.

Dedi mengatakan jika Aa Gatot merupakan salah satu pemain film AZRAX yang paling tidak disiplin selama proses syuting. Karena itulah, Dedi yang menderek film action itu mengaku merasa terhambat untuk memproduksi film yang juga dibintangi Nadine Chandrawinata dan Mario Irwinsyah itu.

"Gatot itu bukan orang yang disiplin. Ketidakdisiplinannya sangat berat. Yang namanya proses kreatif kan butuh kenyamanan, inspirasi datang dari suasana itu. Tapi kalau syutingnya itu didasari pemain yang nggak disiplin, harusnya jam 8 pagi datengnya jam 3 sore, mestinya tokohnya bertiga yang dateng cuma dua ya gimana mau jadi bagus. Ilfeel lah," kata Dedi Setiadi di Resmob Polda Metro Jaya, Rabu (14/9)

Gatot dituding sebagai seorang aktor yang tidak disiplin/©KapanLagi.com®/Budy Santoso

Dedi mengatakan, karena ketidakdisiplinan yang dilakukan oleh Ketua PARFI itu proses penggarapan film AZRAX menjadi lebih lambat. Hal ini juga diakui oleh Elma Theana, salah satu pemain. Syutingnya selesai sekitar tahun 2011 namun AZRAX baru ditayangkan sekitar dua tahun kemudian

"Proses pembuatan aku lupa, yang jelas molor-molor. Karena saya ingin cepat lupakan, trauma. Aku enggak pernah kerjasama sama orang yang susah banget disiplin, karena kan perlu kenyamanan tadi," kata Dedi.

Dedi menilai, AZRAX adalah film gagal sepanjang karirnya menggarap film layar lebar. "Hasilnya gagal, filmnya gagal, saya juga gagal. Gagal total. Kalau saya, kalau jelek saya bilang aja jelek," tutupnya.

Berita Foto

+8

Cantik & Tegas, Olga Lydia Coret PARFI Dari Daftar Juri FFI 2016