Cara Menanam Singkong: Panduan Lengkap untuk Pemula

Cara Menanam Singkong: Panduan Lengkap untuk Pemula
cara menanam singkong (c) Ilustrasi AI

Kapanlagi.com - Singkong merupakan tanaman pangan yang mudah dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Tanaman ini dapat tumbuh di berbagai kondisi lahan dan tidak memerlukan perawatan intensif seperti tanaman pangan lainnya.

Cara menanam singkong yang benar akan menentukan kualitas dan kuantitas hasil panen yang diperoleh. Dengan teknik budidaya yang tepat, produktivitas singkong dapat mencapai hasil yang optimal bahkan untuk petani pemula.

Proses penanaman singkong dimulai dari pemilihan bibit berkualitas hingga teknik perawatan yang sesuai. Memahami setiap tahapan budidaya akan membantu menghindari kegagalan panen dan memaksimalkan keuntungan dari usaha pertanian singkong.

1. Pengertian dan Manfaat Budidaya Singkong

Pengertian dan Manfaat Budidaya Singkong (credit: unsplash)

Budidaya singkong adalah kegiatan menanam dan merawat tanaman singkong secara sistematis untuk menghasilkan umbi yang berkualitas. Tanaman dengan nama ilmiah Manihot esculenta ini termasuk dalam famili Euphorbiaceae dan telah menjadi komoditas pangan penting di Indonesia.

Singkong memiliki adaptabilitas tinggi terhadap berbagai kondisi iklim dan jenis tanah. Tanaman ini dapat tumbuh optimal pada ketinggian 10 hingga 700 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan 760-1.000 mm per tahun. Keunggulan singkong terletak pada kemampuannya bertahan di lahan marginal yang kurang subur sekalipun.

Nilai ekonomis singkong terus meningkat seiring berkembangnya industri pengolahan pangan dan non-pangan. Umbi singkong dapat diolah menjadi tepung tapioka, tepung mocaf, bioetanol, hingga berbagai produk makanan olahan. Daun singkong juga memiliki nilai gizi tinggi dan sering dikonsumsi sebagai sayuran.

Budidaya singkong memberikan keuntungan bagi petani karena biaya produksi yang relatif rendah dengan hasil panen yang menguntungkan. Masa panen singkong berkisar antara 8-12 bulan tergantung varietas, dengan produktivitas yang dapat mencapai 20-40 ton per hektar untuk varietas unggul.

2. Persiapan Lahan untuk Menanam Singkong

Persiapan lahan merupakan tahap krusial dalam cara menanam singkong yang menentukan keberhasilan budidaya. Lahan yang ideal untuk singkong adalah tanah gembur dengan pH 5,5-7,5 dan drainase yang baik untuk mencegah genangan air.

Proses pengolahan lahan dimulai dengan pembersihan area dari gulma, semak, dan sisa tanaman sebelumnya. Tanah kemudian dibajak atau dicangkul hingga kedalaman 30-40 cm untuk menggemburkan struktur tanah dan memperbaiki aerasi. Penggemburan tanah yang optimal memungkinkan akar singkong berkembang dengan baik dan umbi tumbuh maksimal.

Pembuatan bedengan atau gundukan sangat dianjurkan terutama pada lahan dengan drainase kurang baik. Bedengan dibuat dengan lebar 80-100 cm, tinggi 30-40 cm, dan jarak antar bedengan 40-50 cm. Sistem bedengan membantu mencegah pembusukan umbi akibat genangan air serta memudahkan proses perawatan dan pemanenan.

Pemberian pupuk dasar dilakukan 1-2 minggu sebelum penanaman untuk memberikan nutrisi awal bagi pertumbuhan tanaman. Pupuk kandang atau kompos sebanyak 10-20 ton per hektar dicampur merata dengan tanah. Penambahan pupuk anorganik seperti NPK dengan dosis 200-300 kg per hektar dapat meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas tanaman singkong.

3. Pemilihan dan Persiapan Bibit Singkong Berkualitas

Pemilihan dan Persiapan Bibit Singkong Berkualitas (c) Ilustrasi AI

Kualitas bibit sangat menentukan keberhasilan dalam cara menanam singkong dan hasil panen yang diperoleh. Bibit singkong yang baik berasal dari tanaman induk yang sehat, produktif, berumur 8-12 bulan, dan bebas dari hama penyakit.

  1. Kriteria Batang Bibit yang Ideal: Pilih batang bagian tengah hingga bawah dengan diameter 2-3 cm, berwarna cokelat kehijauan, dan memiliki mata tunas yang jelas. Batang yang terlalu muda atau terlalu tua akan menghasilkan pertumbuhan yang kurang optimal.
  2. Pemotongan Batang Bibit: Potong batang menjadi stek dengan panjang 20-25 cm menggunakan pisau atau gergaji tajam yang bersih. Setiap stek harus memiliki minimal 5-7 mata tunas untuk memastikan pertumbuhan yang baik. Lakukan pemotongan dengan sudut miring pada bagian bawah untuk memperluas area penyerapan air.
  3. Perlakuan Bibit Sebelum Tanam: Rendam bagian bawah stek dalam larutan fungisida selama 5-10 menit untuk mencegah serangan jamur. Bibit juga dapat direndam dalam larutan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) untuk merangsang pertumbuhan akar dan tunas lebih cepat.
  4. Penyimpanan Bibit: Jika tidak langsung ditanam, simpan bibit di tempat teduh dengan posisi berdiri dan bagian bawah terendam air dangkal. Bibit sebaiknya ditanam maksimal 3 hari setelah pemotongan untuk menjaga viabilitas dan daya tumbuhnya.
  5. Seleksi Varietas Unggul: Pilih varietas singkong yang sesuai dengan tujuan budidaya, seperti Adira-4, Malang-6, atau UJ-5 untuk produksi umbi, atau varietas lokal yang sudah terbukti adaptif di wilayah setempat. Varietas unggul umumnya memiliki produktivitas lebih tinggi dan tahan terhadap hama penyakit tertentu.

4. Teknik Penanaman Singkong yang Benar

Teknik Penanaman Singkong yang Benar (c) Ilustrasi AI

Teknik penanaman yang tepat sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanaman singkong. Waktu tanam ideal adalah awal musim hujan agar tanaman mendapat pasokan air yang cukup untuk pertumbuhan awal.

  1. Pembuatan Lubang Tanam: Buat lubang tanam dengan kedalaman 10-15 cm menggunakan tugal atau cangkul. Jarak tanam yang direkomendasikan adalah 80 x 100 cm atau 100 x 100 cm tergantung kesuburan lahan, dengan populasi sekitar 10.000-12.500 tanaman per hektar.
  2. Posisi Penanaman Bibit: Bibit dapat ditanam dengan dua metode yaitu tegak lurus (90 derajat) atau miring (45 derajat). Penanaman miring lebih dianjurkan karena menghasilkan umbi yang lebih banyak dan memudahkan proses pemanenan, meskipun ukuran umbi cenderung lebih kecil dibanding penanaman tegak.
  3. Kedalaman Tanam: Tanam bibit sedalam 5-10 cm dengan menyisakan 2-3 mata tunas di atas permukaan tanah. Penanaman terlalu dalam akan menghambat pertumbuhan tunas, sedangkan terlalu dangkal membuat tanaman mudah roboh dan umbi tumbuh di permukaan.
  4. Cara Menanam yang Benar: Masukkan bibit ke dalam lubang tanam, kemudian timbun dengan tanah gembur sambil sedikit dipadatkan agar bibit berdiri kokoh. Pastikan mata tunas menghadap ke atas dan tidak tertutup tanah agar tunas dapat tumbuh dengan baik.
  5. Penyiraman Awal: Lakukan penyiraman secukupnya setelah penanaman untuk membantu bibit beradaptasi dengan lingkungan baru. Pada musim kemarau, penyiraman rutin diperlukan hingga tanaman berumur 2-3 bulan atau sampai sistem perakaran terbentuk dengan baik.
  6. Waktu Penanaman: Lakukan penanaman pada pagi atau sore hari untuk menghindari stress pada bibit akibat suhu tinggi. Penanaman di awal musim hujan memberikan kondisi optimal karena kelembaban tanah terjaga dan tanaman dapat tumbuh maksimal.

5. Perawatan dan Pemeliharaan Tanaman Singkong

Perawatan dan Pemeliharaan Tanaman Singkong (c) Ilustrasi AI

Perawatan yang konsisten akan mengoptimalkan pertumbuhan tanaman dan meningkatkan hasil panen singkong. Meskipun singkong tergolong tanaman yang mudah dibudidayakan, pemeliharaan yang tepat tetap diperlukan untuk mencapai produktivitas maksimal.

  1. Penyulaman: Lakukan penyulaman pada umur 2-4 minggu setelah tanam untuk mengganti bibit yang mati atau pertumbuhannya tidak normal. Gunakan bibit cadangan dengan umur dan ukuran yang sama agar pertumbuhan tanaman seragam.
  2. Penyiangan Gulma: Bersihkan gulma secara berkala terutama pada 3 bulan pertama ketika tanaman masih kecil dan rentan terhadap kompetisi nutrisi. Penyiangan dapat dilakukan 2-3 kali selama masa pertumbuhan dengan cara mencabut atau membabat gulma di sekitar tanaman.
  3. Pembubunan: Lakukan pembubunan atau pembumbunan pada umur 2-3 bulan dengan cara menimbun pangkal batang menggunakan tanah gembur. Pembubunan membantu memperkuat posisi tanaman, merangsang pembentukan umbi, dan mencegah umbi tumbuh di permukaan tanah.
  4. Pemupukan Susulan: Berikan pupuk susulan pada umur 2-3 bulan setelah tanam dengan dosis NPK 200-300 kg per hektar atau pupuk kandang 5-10 ton per hektar. Pupuk ditaburkan di sekitar tanaman dengan jarak 10-15 cm dari batang, kemudian ditutup dengan tanah.
  5. Pengairan: Singkong relatif tahan kekeringan, namun pengairan tetap diperlukan terutama pada fase pertumbuhan awal dan pembentukan umbi. Pastikan drainase baik karena genangan air dapat menyebabkan pembusukan akar dan umbi.
  6. Pengendalian Hama dan Penyakit: Monitor tanaman secara rutin untuk mendeteksi serangan hama seperti kutu putih, tungau, atau ulat daun. Pengendalian dapat dilakukan secara mekanis, biologis, atau menggunakan pestisida sesuai ambang ekonomi. Penyakit seperti busuk akar dan bercak daun dapat dicegah dengan sanitasi lahan dan rotasi tanaman.
  7. Pemangkasan: Lakukan pemangkasan cabang atau tunas samping yang tumbuh berlebihan untuk mengalihkan energi tanaman ke pembentukan umbi. Pemangkasan dilakukan pada umur 3-4 bulan dengan menyisakan 1-2 cabang utama saja.

6. Pemanenan dan Pasca Panen Singkong

Pemanenan singkong dilakukan pada umur yang tepat untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas umbi optimal. Waktu panen bervariasi tergantung varietas, umumnya berkisar antara 8-12 bulan setelah tanam.

Ciri-ciri singkong siap panen antara lain daun mulai menguning dan rontok, batang berwarna kecokelatan, dan kulit umbi mudah terkelupas. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada musim kemarau karena kadar pati umbi lebih tinggi dan kualitas lebih baik. Hindari pemanenan saat tanah terlalu basah karena dapat merusak umbi dan menyulitkan proses pencabutan.

Teknik pemanenan yang benar dimulai dengan memotong batang singkong sekitar 50-100 cm dari permukaan tanah. Kemudian gali tanah di sekitar pangkal batang dengan hati-hati menggunakan cangkul atau garpu tanah. Tarik batang secara perlahan sambil mengangkat umbi agar tidak patah atau rusak. Untuk lahan yang luas, pemanenan dapat menggunakan traktor atau alat mekanis khusus.

Pasca panen, bersihkan umbi dari tanah yang menempel dan potong akar-akar halus. Umbi singkong segar harus segera diolah atau dipasarkan karena hanya tahan 2-3 hari setelah panen. Untuk penyimpanan lebih lama, umbi dapat dikupas dan direndam dalam air, dikeringkan menjadi gaplek, atau diolah menjadi tepung. Batang singkong yang berkualitas baik dapat disimpan sebagai bibit untuk penanaman berikutnya.

7. FAQ - Pertanyaan Umum Seputar Cara Menanam Singkong

FAQ - Pertanyaan Umum Seputar Cara Menanam Singkong (c) Ilustrasi AI

1. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk panen singkong?

Waktu panen singkong bervariasi tergantung varietas yang ditanam, umumnya berkisar antara 8-12 bulan setelah tanam. Varietas genjah dapat dipanen pada umur 6-8 bulan, sedangkan varietas dalam memerlukan waktu 10-12 bulan. Pemanenan terlalu cepat menghasilkan umbi yang kecil, sementara terlalu lambat membuat umbi berserat dan kualitas menurun.

2. Apakah singkong bisa ditanam di pot atau polybag?

Singkong dapat ditanam di pot atau polybag dengan ukuran minimal diameter 40 cm dan tinggi 50 cm. Gunakan media tanam campuran tanah, kompos, dan sekam dengan perbandingan 2:1:1. Perawatan tanaman singkong dalam pot memerlukan penyiraman dan pemupukan lebih intensif dibanding penanaman di lahan. Hasil panen dalam pot biasanya lebih sedikit namun cocok untuk skala rumahan atau lahan terbatas.

3. Bagaimana cara memilih bibit singkong yang baik?

Bibit singkong yang baik berasal dari batang bagian tengah hingga bawah tanaman induk berumur 8-12 bulan yang sehat dan produktif. Pilih batang dengan diameter 2-3 cm, berwarna cokelat kehijauan, memiliki mata tunas yang jelas dan tidak keriput. Hindari batang yang terlalu muda, terlalu tua, terserang hama penyakit, atau berasal dari tanaman yang produktivitasnya rendah.

4. Berapa jarak tanam singkong yang ideal?

Jarak tanam singkong yang ideal adalah 80 x 100 cm atau 100 x 100 cm tergantung kesuburan lahan dan varietas yang digunakan. Jarak tanam yang terlalu rapat menyebabkan kompetisi nutrisi dan cahaya sehingga umbi yang dihasilkan kecil. Sebaliknya, jarak terlalu lebar membuat lahan kurang efisien dan produktivitas per hektar menurun. Jarak tanam optimal menghasilkan populasi 10.000-12.500 tanaman per hektar.

5. Apakah singkong memerlukan banyak air?

Singkong tergolong tanaman yang tahan kekeringan dan tidak memerlukan pengairan intensif seperti padi. Kebutuhan air paling tinggi terjadi pada fase pertumbuhan awal (0-3 bulan) dan fase pembentukan umbi (4-6 bulan). Pada musim kemarau, penyiraman dilakukan 1-2 minggu sekali atau sesuai kondisi tanah. Yang penting diperhatikan adalah drainase yang baik karena singkong tidak tahan genangan air.

6. Pupuk apa yang bagus untuk tanaman singkong?

Pupuk terbaik untuk singkong adalah kombinasi pupuk organik dan anorganik. Pupuk kandang atau kompos sebanyak 10-20 ton per hektar diberikan sebagai pupuk dasar saat pengolahan lahan. Pupuk NPK dengan perbandingan 15:15:15 atau 16:16:16 sebanyak 200-300 kg per hektar diberikan sebagai pupuk susulan pada umur 2-3 bulan. Pupuk kalium (K) sangat penting untuk pembentukan umbi yang besar dan berkualitas.

7. Bagaimana cara mengatasi hama dan penyakit pada tanaman singkong?

Pengendalian hama dan penyakit singkong dilakukan secara terpadu mulai dari pencegahan hingga pengendalian. Gunakan bibit sehat, lakukan rotasi tanaman, dan jaga sanitasi lahan untuk mencegah serangan. Hama seperti kutu putih dapat dikendalikan dengan predator alami atau insektisida sistemik. Penyakit busuk akar dicegah dengan drainase baik dan penggunaan fungisida. Monitoring rutin membantu deteksi dini sehingga pengendalian lebih efektif dan efisien.

Ikuti kabar terbaru selebriti hanya di Kapanlagi.com. Kalau bukan sekarang, KapanLagi?

Rekomendasi
Trending