Garin Nugroho: 'SOEGIJA' Bikin Saya Insyaf
Garin Nugroho: @KapanLagi.com®/Ruben
Kapanlagi.com - Nama Garin Nugroho sulit rasanya dipisahkan dari dunia perfilman Indonesia. Setelah kurang lebih berkarya selama 30 tahun, kini Garin kembali menghadirkan sebuah film dengan semangat nasionalisme di industri perfilman dalam negeri, dengan judul SOEGIJA. Film ini menceritakan tentang sosok Soegija, seorang uskup pribumi Gereja Katolik Indonesia yang memiliki keyakinan bahwa kemanusiaan itu satu. Kendati berbeda bangsa, asal usul dan ragamnya sangat mewarnai berbagai tindakan menghadapi peperangan, ironi, keraguan dan kerapuhan kekuasaan setelah kemerdekaan Indonesia, kurun waktu 1940-1949.
“Soegija ini kan tokoh sejarah. Tokoh sejarah yang paling penting dalam film itu adalah kebebasan tafsir. Tokoh sejarah harus dibuat dengan kebebasan tafsir yang luas. Film ini adalah hiburan yang susastra,” ujar Garin saat ditemui di acara diskusi film SOEGIJA, di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan, Kamis (26/04).
Dalam film ini, Garin mengakui dirinya selama ini lebih memilih untuk menggarap film yang sifatnya twisted, atau sulit dicerna dan dipahami. Namun kali ini, ia mencoba untuk membuat sebuah karya yang bisa lebih mudah diterima oleh masyarakat umum.
“Memang saya sebelumnya dianggap selalu bikin film yang sulit dimengerti, dan banyak menerapkan hal-hal detail mengenai adat Jawa. Ini film yang bikin saya 'insyaf', kembali ke jalan yang benar. Saya bikin hiburan yang dikerjakan sungguh-sungguh. Kemasan Hollywood, namun dengan gaya Melayu. Main musiknya orkestra besar, nyanyinya tetap saja 'benci tapi rindu'," ujar Garin melanjutkan.
Saat ditanya mengapa baru saat ini dirinya ‘insyaf’ dalam membuat film film yang sulit dicerna, Garin menjawab diplomatis, “Penonton kita butuh sosok Soegija. Saya bikin film sekarang jadi lebih gampang dicerna, tapi bukan mendangkalkan penonton,” tuturnya.
Film yang didukung oleh 2.275 pemain ini, diharapkan Garin akan dapat memberikan pencerahan kepada bangsa Indonesia, tentang nilai nilai kemanusiaan yang pernah dilakukan Soegija dengan sangat konsisten di tengah benturan ideologi, lokal maupun nasional, bahkan dalam skala global, “Film tentu saja di satu sisi merupakan aspek dokumentasi yang penting, namun ketika tersebar, film bisa menjadi medium populer yang bisa menjadi alat untuk mendialogkan tentang multikultur dan nasionalisme itu sendiri,” tandasnya.
(Di luar nurul, Inara Rusli dilaporkan atas dugaan perselingkuhan dan Perzinaan!)
(kpl/ben/rea)
Ruben Daniel
Advertisement
-
Teen - Lifestyle Gadget Mau Foto Astetik? Kamera Mini Andalan Anak Skena yang Lagi Viral Ini Patut Dicoba
-
Teen - Fashion Hangout Pilihan Jam Tangan Stylish untuk Anak Skena yang Mau Tampil Lebih Standout
